Edutechdaring interaktif ANAK CERDAS hasil kolaborasi Bank HSBC Indonesia dan Prestasi Junior Indonesia menjadi akselerator program literasi keuangan yang diinisiasi lembaga ini di 67 Sekolah Dasar di 15 kota di Indonesia. Dari 2015 hingga 2018, target indeks literasi keuangan pada 2019 adalah 35% peningkatan dari indeks 2016: 29,7% › Utama›Mengukur Kecerdasan Kota di... KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Warga memanfaatkan Koridor Coworking Space di Surabaya, Jawa Timur, Kamis 27/12/2018. Ruang berkumpul gratis tersebut dibangun Pemerintah Kota dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya sentra perekonomian, wilayah kota kian strategis. Akan tetapi, permasalahan kota pun semakin kompleks. Penerapan prinsip kota cerdas dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini, dan tingkat kecerdasan kota dapat diukur secara periodik lewat Indeks Kota pada 2050 sebanyak 70 persen penduduk dunia akan tinggal di perkotaan. Begitu juga di Indonesia. Sesuai data Badan Pusat Statistik BPS, pada 2010, proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan mencapai 49,8 persen. Pada 2030, proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan mencapai 63,4 persen. Seiring jumlah penduduk di kota merangkak naik, dampak dan masalah bermunculan. Tuntutan kebutuhan masyarakat yang harus dilayani oleh aneka fasilitas publik juga diharapkan berputar lancar agar warga bisa hidup sejahtera tanpa memperlebar kesenjangan. Hal yang tak kalah mendesak adalah menjaga kelestarian dan perbaikan masalah mulai bermunculan di setiap kota. Inisiatif dan penyelesaian inilah yang kemudian diapresiasi Kompas dengan menyusun Indeks Kota Cerdas Indonesia IKCI yang dihasilkan menunjukkan sejauh mana implementasi konsep kota cerdas di tiap-tiap kotaDalam IKCI 2018, hanya 93 dari 98 kota yang diikutkan dalam penyusunan. Lima kota di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta tidak dimasukkan karena status lima kota itu berbeda, yakni berlabel kota ke-93 kota ini dikelompokkan berdasarkan jumlah penduduk. Ada empat kategori kota metropolitan atau kota dengan penduduk minimal 1 juta jiwa; kota besar, daerah berpenduduk lebih dari jiwa hingga kurang dari 1 juta jiwa; kota sedang, daerah berpenghuni lebih dari jiwa hingga jiwa. Terakhir, ada kelompok kota kecil yang berpenduduk paling banyak pilarDalam IKCI 2018, konsep kota cerdas dikaitkan dengan semua usaha memecahkan masalah warga kota dan mewujudkan efisiensi sumber daya, termasuk energi. Aktivitas jasa diharapkan bisa didorong maju untuk melayani kebutuhan ini juga menitikberatkan pada upaya menuju pembangunan berkelanjutan. Di ujung nanti, yang juga merupakan pencapaian paripurna kota cerdas, kualitas hidup warga kota diharapkan luasnya konsep kota cerdas, penyusunan indeks ini berbasiskan Lingkaran Kota Cerdas milik Boyd Cohen. Dalam lingkaran tersebut, kota cerdas ini dibangun dari banyak aspek yang bisa dikelompokkan menjadi enam pilar, yakni lingkungan, mobilitas, pemerintahan, ekonomi, masyarakat, dan kualitas dari enam pilar tersebut kemudian diturunkan. Data sekunder terkait 93 kota dikumpulkan dari BPS dan lembaga lain. Angka dan informasi yang terhimpun diolah dan diboboti dengan pendapat 12 pakar. Pemberian bobot menjadi bagian penting agar metodologi yang diadopsi bisa lebih sesuai dengan kondisi cerdasBobot terbesar dari enam elemen kota cerdas ada pada aspek masyarakat, terutama dalam hal pendidikan, kreativitas, dan yang unggul dalam IKCI 2018 umumnya memiliki inisiatif-inisiatif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Surabaya, misalnya, meme nangi posisi pertama kategori kota ini telah mengembangkan pusat industri digital start up dan penyediaan Koridor Coworking Space untuk mendorong industri kreatif. Selain itu, ada Rumah Bahasa yang bisa melayani warga belajar bahasa asing dengan gratis. Teknologi pun telah membantu memudahkan pendidikan di Ridwan Sutriadi, penulis serial buku kota cerdas dari perspektif perencanaan kota yang juga pengajar di Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB, Indonesia sudah memiliki perencanaan pembangunan dari tingkat daerah hingga yang bersifat sektoral dan spasial inilah yang harus dikuatkan dengan ide kota cerdas, yaitu pembangunan berbasis pengetahuan secara kontinu. RATNA SRI WIDYASTUTI DAN IGNATIUS KRISTANTO H/ LITBANG KOMPAS
IndeksKota Cerdas Indonesia (IKCI) 2018 kembali diselenggarakan Litbang Kompas. Ada enam dimensi yang digunakan dalam penilaian yakni ekonomi, lingkungan, pemerintah, kualitas hidup, mobilitas, dan masyarakat. Sabet Juara Kota Cerdas, Ini Penghargaan yang Pernah Diterima Surabaya 11/01/2019, 15:45 WIB
PEMERINTAH Kota Denpasar, Bali, berhasil meraih penghargaan nilai tertinggi Indeks Kota Cerdas Indonesia IKCI 2018 dengan nilai 61,70. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Denpasar, I Dewa Made Agung, di Denpasar, Rabu 9/1, mengatakan bahwa penilaian tersebut dilakukan dengan berdasarkan model lingkaran Kota Cerdas oleh Boyd Cohen. Dalam model tersebut terdapat enam indikator penilaian yakni lingkungan, mobilitas, ekonomi, masyarakat, pemerintahan dan kualitas hidup. Ia mengatakan, pada 2018 sebanyak 93 kota di Indonesia turut andil dalam penyusunan IKCI. Terdapat empat kategori yang menjadi acuan, yakni kota metropolitan atau kota dengan penduduk minimal satu juta jiwa, sedangkan kota besar, yaitu daerah yang berpenduduk lebih dari 500 ribu hingga kurang dari 1 juta jiwa. Sementara itu, kota sedang, daerah berpenghuni lebih dari 100 ribu hingga 500 ribu jiwa. Serta kategori kota kecil, atau yang berpenduduk paling banyak 100 ribu jiwa. Sementara Wali Kota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, mengatakan, bahwa Pemkot setempat terus berupaya melakakukan berbagai inovasi untuk semakin meningkatkan kualitas kota dan masyarakat dari berbagai aspek, baik kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan. Berbagai fasilitas dan program pemberdayaan dilakukan seperti revitalisasi sungai dan pasar tradisional, pembinaan UMKM dan wirausaha muda, berbagai festival unjuk kreativitas masyarakat serta pemberdayaan orang dengan gangguan jiwa ODGJ melalui Rumah Berdaya. "Ke depan kami akan fokus tentang ekonomi kreatif dan orange ekonomi yang mampu mendukung pengembangan sektor pariwisata dan keberlanjutan kebudayaan, serta yang terpenting bagaimana program dan inovasi pemerintah ini dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat menuju kesejahteraan rakyat itu sendiri," kata Rai. Lebih lanjut, dia mengatakan, Pemkot Denpasar pun terus berbenah melalui berbagai inovasi untuk memudahkan akses perlayanan publik untuk masyarakat, seperti adanya Mal Pelayanan Publik di Gedung Graha Sewaka Dharma yang memudahkan masyarakat dalam urusan administrasi dan pelayanan lainnya dalam satu gedung. Tidak hanya itu, kata dia, masyarakat juga dimudahkan untuk menyampaikan keluhan dan pengaduan secara online melalui aplikasi PRO-Denpasar, serta berbagai pelayanan yang disediakan secara dalam jaringan, sehingga bisa diakses kapan pun dan di mana pun. Sedangkan di bidang lingkungan Pemkot Denpasar sudah mulai menginisiasi untuk pengurangan sampah plastik, bahkan sudah mengeluarkan Perwali, di mana mulai 1 Januari 2019 pasar pasar modern dan pasar tradisional dilarang menyediakan kantong plastik. Di bidang ekonomi, Pemkot Denpasar juga sudah menerapkan sistem pembayaran non-tunai, sementara di bidang mobilitas Denpasar sudah mulai menyediakan angkutan bus sekolah gratis yang dilengkapi berbagai aplikasi yang canggih dan pemasangan sejumlah CCTV di beberapa titik strategis Kota Denpasar. "Kami dari Pemkot Denpasar terus mengupayakan adanya berbagai inovasi yang dapat diterapkan untuk kemudahan masyarakat. Tidak hanya fasilitas fisik, namun juga berbagai program pemberdayaan yang nantinya akan berdampak meningkatkan kualitas, kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat Kota Denpasar," katanya. OL-1 WalikotaManado GS Vicky Lumentut saat menerima penghargaan IKCI tahun 2018.(foto: pemhummdo) JAKARTA, BERITASULUT.CO.ID - Mengawali tahun 2019 ini, Kota Manado telah diganjar penghargaan sebagai terbaik pertama kategori Kota Sedang Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) tahun 2018. Dimana akhir tahun
- Indeks Kota Cerdas Indonesia IKCI 2018, Kota Makassar, Sulawesi Selatan tak ada. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya sentra perekonomian, wilayah kota kian strategis. Akan tetapi, permasalahan kota pun semakin kompleks. Penerapan prinsip kota cerdas dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini, dan tingkat kecerdasan kota dapat diukur secara periodik lewat Indeks Kota Cerdas. Diperkirakan pada 2050 sebanyak 70 persen penduduk dunia akan tinggal di perkotaan. Begitu juga di Indonesia. Sesuai data Badan Pusat Statistik BPS, pada 2010, proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan mencapai 49,8 persen. Pada 2030, proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan mencapai 63,4 persen. Seiring jumlah penduduk di kota merangkak naik, dampak dan masalah bermunculan. Baca Buat Warga Sulsel, Urungkan Niat Rayakan Malam Tahun Baru 2019, Baca Edaran Wakil Gubernur Tuntutan kebutuhan masyarakat yang harus dilayani oleh aneka fasilitas publik mengemuka. Perekonomian juga diharapkan berputar lancar agar warga bisa hidup sejahtera tanpa memperlebar kesenjangan. Hal yang tak kalah mendesak adalah menjaga kelestarian lingkungan. Solusi dan perbaikan masalah mulai bermunculan di setiap kota. Inisiatif dan penyelesaian inilah yang kemudian diapresiasi Kompas dengan menyusun Indeks Kota Cerdas Indonesia IKCI 2018. Peringkat yang dihasilkan menunjukkan sejauh mana implementasi konsep kota cerdas di tiap-tiap kota. 93 kota Dalam IKCI 2018, hanya 93 dari 98 kota yang diikutkan dalam penyusunan. Lima kota di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta tidak dimasukkan karena status lima kota itu berbeda, yakni berlabel kota administratif. Pengukuran ke-93 kota ini dikelompokkan berdasarkan jumlah penduduk. Baca Video Detik-detik Pengendara Terseret Banjir di Barru, Juga 1 Tewas dan 2 Hilang, Ini Penyebabnya Ada empat kategori kota metropolitan atau kota dengan penduduk minimal 1 juta jiwa; kota besar, daerah berpenduduk lebih dari jiwa hingga kurang dari 1 juta jiwa; kota sedang, daerahberpenghuni lebih dari jiwa hingga jiwa. Terakhir, ada kelompok kota kecil yang berpenduduk paling banyak jiwa. Enam pilar Dalam IKCI 2018, konsep kota cerdas dikaitkan dengan semua usaha memecahkan masalah warga kota dan mewujudkan efisiensi sumber daya, termasuk energi. Aktivitas jasa diharapkan bisa didorong maju untuk melayani kebutuhan warga. Konsep ini juga menitikberatkan pada upaya menuju pembangunan berkelanjutan. Di ujung nanti, yang juga merupakan pencapaian paripurna kota cerdas, kualitas hidup warga kota diharapkan meningkat. Mengingat luasnya konsep kota cerdas, penyusunan indeks ini berbasiskan Lingkaran Kota Cerdas milik Boyd Cohen. Dalam lingkaran tersebut, kota cerdas ini dibangun dari banyak aspek yang bisa dikelompokkan menjadi enam pilar, yakni lingkungan, mobilitas, pemerintahan, ekonomi, masyarakat, dan kualitas hidup. Indikator dari enam pilar tersebut kemudian diturunkan. Data sekunder terkait 93 kota dikumpulkan dari BPS dan lembaga lain. Angka dan informasi yang terhimpun diolah dan diboboti dengan pendapat 12 pakar. Pemberian bobot menjadi bagian penting agar metodologi yang diadopsi bisa lebih sesuai dengan kondisi Indonesia. Masyarakat cerdas Bobot terbesar dari enam elemen kota cerdas ada pada aspek masyarakat, terutama dalam hal pendidikan, kreativitas, dan inklusivitas. Kota-kota yang unggul dalam IKCI 2018 umumnya memiliki inisiatif-inisiatif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Surabaya, misalnya, memenangi posisi pertama kategori kota metropolitan. Kota ini telah mengembangkan pusat industri digital start up dan penyediaan Koridor Coworking Space untuk mendorong industri kreatif. Selain itu, ada Rumah Bahasa yang bisa melayani warga belajar bahasa asing dengan gratis. Teknologi pun telah membantu memudahkan pendidikan di Surabaya. Menurut Ridwan Sutriadi, penulis serial buku kota cerdas dari perspektif perencanaan kota yang juga pengajar di Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB, Indonesia sudah memiliki perencanaan pembangunan dari tingkat daerah hingga nasional. Rencana-rencana yang bersifat sektoral dan spasial inilah yang harus dikuatkan dengan ide kota cerdas, yaitu pembangunan berbasis pengetahuan secara kontinu. Makassar tak masuk Kota Makassar dengan jumlah penduduk 1,5 juta atau masuk dalam kategori kota metropolitan, tak ada dalam IKCI 2018. Baca Makassar Ditetapkan Jadi Kota Cerdas Indonesia 2017 Kota Makassar dikalahkan Surabaya pada posisi pertama, Semarang pada posisi kedua, dan Tangerang Selatan pada posisi ketiga. Untuk menjadi pemenang dalam IKCI 2018, ada 6 kategori penilaian. Keenam kategori tersebut, yakni lingkungan, mobilitas, ekonomi, masyarakat, pemerintahan, dan kualitas hidup.* Berita ini sebelumnya ditayangkan harian Kompas edisi, Jumat, 28 Desember 2018, dengan judul 'Mengukur Kecerdasan Kota di Indonesia'. Penulis Sri Widyastuti dan Ignatius Kristanto
Pemerintahmemegang peran penting untuk memastikan konsep kota cerdas seperti smart economy, smart society, smart mobility, smart environment dan smart living, dapat diimplementasikan dengan baik. Penerapan yang tepat akan membantu mempercepat pemulihan ekonomi pasca pandemi,” ujar Menteri dalam kata sambutannya.
- Indeks Kota Cerdas Indonesia IKCI 2018, Kota Makassar, Sulawesi Selatan tak ada. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya sentra perekonomian, wilayah kota kian strategis. Akan tetapi, permasalahan kota pun semakin kompleks. Penerapan prinsip kota cerdas dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini, dan tingkat kecerdasan kota dapat diukur secara periodik lewat Indeks Kota Cerdas. Diperkirakan pada 2050 sebanyak 70 persen penduduk dunia akan tinggal di perkotaan. Begitu juga di Indonesia. Sesuai data Badan Pusat Statistik BPS, pada 2010, proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan mencapai 49,8 persen. Pada 2030, proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan mencapai 63,4 persen. Seiring jumlah penduduk di kota merangkak naik, dampak dan masalah bermunculan. Baca Buat Warga Sulsel, Urungkan Niat Rayakan Malam Tahun Baru 2019, Baca Edaran Wakil Gubernur Tuntutan kebutuhan masyarakat yang harus dilayani oleh aneka fasilitas publik mengemuka. Perekonomian juga diharapkan berputar lancar agar warga bisa hidup sejahtera tanpa memperlebar kesenjangan. Hal yang tak kalah mendesak adalah menjaga kelestarian lingkungan. Solusi dan perbaikan masalah mulai bermunculan di setiap kota. Inisiatif dan penyelesaian inilah yang kemudian diapresiasi Kompas dengan menyusun Indeks Kota Cerdas Indonesia IKCI 2018.
100Smart City atau mendorong terciptanya 100 kota cerdas pada tahun 2019. Pada tahun 2018, Kota Madiun melaksanakan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Walikota Madiun tentang pelaksanaan Program Menuju 100 Smart City. Sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah dalam
KOTATEGAL (SUARABARU.ID) – Sebanyak 533 Santri Madrasah Diniyah mengikuti Pekan Olahraga dan Seni Santri Diniah (Porsadin) ke-7 se-Kota Tegal, Jawa Tengah yang diselenggarakan mulai Sabtu (06/08/2022) dan Minggu (07/08/2022) besok. Ketua Forum Komunikasi Diniyah Tamiliah (FKDT) Kota Tegal, Solichun SAg di sela lomba menyampaikan,
SURYACO.ID, KOTA KEDIRI - Meski wilayahnya kecil, Kota Kediri patut diperhitungkan di Jatim bahkan masuk kategori kota ceras (smart city). Ini setelah di penghujung 2021, Kota Kediri meraih Penghargaan Rating Kota Cerdas Indonesia 2021 untuk Kota Sedang. Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar mengungkapkan, keberhasilan ini memotivasi Pemkot

Incarpasar Yogyakarta, HP Indonesia Luncurkan Printer Cerdas Kuntadi · Kamis, 15 Maret 2018 - 23:25:00 WIB Launching produk printer HP Ink wireless 415 dan 419 di Swiss-Belhotel, Yogyakarta.

DH5h.
  • lra533div1.pages.dev/322
  • lra533div1.pages.dev/477
  • lra533div1.pages.dev/298
  • lra533div1.pages.dev/228
  • lra533div1.pages.dev/493
  • lra533div1.pages.dev/333
  • lra533div1.pages.dev/188
  • lra533div1.pages.dev/365
  • indeks kota cerdas indonesia 2018